Sabtu, 08 Agustus 2009

MENGATASI GIGI HIPERSENSITIF ( DENTIN HIPERSENSITIVE )

Tidak semua orang bisa menikmati enaknya minuman dingin dan es krim, malah kalau bisa cenderung dihindari. Alasannya? Gigi terasa ngilu tajam saat bersentuhan dengan air es yang dingin. Pada sebagian orang, gigi juga bisa terasa ngilu saat terkena tiupan angin, atau saat berkontak dengan makanan yang asam. Hal ini sering kali dianggap angin lalu, dan penderita jarang datang ke dokter gigi untuk mengatasinya karena mereka menganggap ini bukan masalah kesehatan yang serius. Padahal masalah ini patut mendapat perhatian dan tidak dibiarkan saja, dengan harapan akan hilang dengan sendirinya.


Sebetulnya istilah gigi hipersensitivitas tidak begitu tepat. Di kalangan kedokteran gigi, fenomena ini dikenal dengan dentin hipersensitivity. Tidak setiap rasa ngilu disebabkan oleh hipersensitivitas. Karies (lubang gigi) yang mencapai dentin juga dapat menimbulkan keluhan ngilu saat gigi berkontak dengan makanan/minuman dingin atau manis dan asam. Selain itu bisa juga karena gigi patah, karies sekunder yang terjadi di bawah tambalan.


Gigi terdiri dari lapisan-lapisan. Struktur gigi terluar adalah yang paling keras, disebut email. Email bisa keras karena tersusun oleh kristal hidroksi apatit. Di bawah email terdapat dentin yang terdiri dari tubuli atau pori, dan jauh lebih lunak daripada email.


Dentin berbatasan dengan ruang pulpa yang berisi serabut syaraf. Ujung serabut syaraf ini ada yang terletak di ujung tubuli dentin. Bila ada rangsangan, serabut syaraf yang terletak di ujung tubuli dentin akan terstimulasi, maka timbullah rasa ngilu. Rangsangan ini contohnya rangsangan thermal (suhu panas/dingin), terutama dingin. Gigi juga dapat menjadi hipersensitif setelah prosedur pemutihan gigi/dental bleaching.



Ngilu sesaat yang tajam saat gigi sama sekali tidak ada karies atau kelainan gigi lainnya adalah ciri dari hipersensitivitas dentin. Biasanya, daerah yang paling sering mengalami hipersensitif adalah daerah leher gigi terutama pada permukaan gigi yang menghadap bibir. Dentin di daerah leher gigi lebih tipis. Di daerah akar tidak tertutup lapisan email. Jadi bila email di daerah leher gigi mengalami abrasi, otomatis dentin akan terbuka dan dapat mengarah ke hipersensitivitas dentin.


Karang gigi (kalkulus) awalnya menumpuk di daerah leher gigi, dan lama kelamaan gusi dapat menjadi turun karena penumpukan karang gigi semakin banyak. Setelah dilakukan pembersihan karang gigi, biasanya gigi terasa ngilu, karena permukaan akar yang tadinya tertutup oleh karang gigi sekarang bersih dan dentin menjadi terbuka.


Hipersensitivitas dentin juga dapat terjadi secara alamiah, yaitu pada orang tua di mana umumnyagusinya menurun. Turunnya gusi ini semakin bertambah seiring dengan pertambahan usia. Dapat dilihat pada gambar, permukaan gusi yang seharusnya menutupi akar menurun sehingga akar terbuka. Gigi jadi terlihat seolah-olah lebih panjang.


PENCEGAHAN DENTIN HIPERSENSITIF

Bahan makanan yang bersifat erosif seperti buah-buahan yang asam, jus buah yang asam, dan minuman beralkohol memegang peranan dalam dentin hipersensitif. Asam yang timbul dari lambung pada orang dengan masalah pencernaan juga rentan untuk mengalami dentin hipersensitif. Selain itu, menyikat gigi dengan pasta gigi yang abrasif juga dapat mengabrasi permukaan dentin di daerah leher gigi. Oleh karena itu, tidak dianjurkan untuk menyikat gigi langsung setelah mengkonsumsi makanan/minuman yang asam untuk mengurangi efek merusak dari asam dan abrasi. Sebaiknya diberi jeda waktu antara 2-3 jam. Menyikat gigi juga tidak perlu dengan tekanan berlebihan dan lakukan dengan arah vertikal dari atas ke bawah.


PERAWATAN DENTIN HIPERSENSITIF

Perawatan dentin hipersensitif dapat dilakukan sendiri di rumah atau oleh dokter gigi di tempat praktek.


Ø Perawatan di rumah

Pasien dapat mengurangi hipersensitivitas dentin di rumah dengan menggunakan pasta gigi dan obat kumur yang mengandung bahan aktif tertentu. Sebagian besar pasta gigi desensitisasi yang beredar dipasaran saat ini mengandung potassium salt seperti potassium nitrate, potassium chloride, atau potassium citrate. Konsumen dituntut jeli dalam memilih bahan pasta gigi yang mengklaim dapat mengurangi gigi hipersensitif. Telah dilakukan penelitian yang menguji efektifitas pasta gigi yang mengandung potassium citrate. Ion potassium diyakini dapat berdifusi ke tubuli dentin dan mengurangi kemungkinan terstimulasinya syaraf, sehingga hipersensitivitas dentin berkurang. Banyak pasta gigi yang juga mengandung bahan aktif lain seperti fluoride dan bahan antiplak. Aplikasi fluor topikal membuat adanya penghalang di permukaan gigi dengan terbentuknya presipitat kalsium florida sehingga tubuli dentin tertutup. Akibatnya hipersensitivitas dentin dapat berkurang. Cara menyikat gigi juga patut diperhatikan. Kebanyakan orang banyak berkumur-kumur setelah menggosok gigi. Sebetulnya kumur-kumur tidak perlu terlalu banyak karena kumur dengan air dapat menyebabkan bahan aktif menjadi larut dan terbuang dari mulut sehingga efektifitas dari pasta gigi menjadi berkurang.


Ø Perawatan oleh dokter gigi

Untuk mengurangi dentin hipersensitif, dokter gigi mengaplikasikan bahan desensitisasi yang tujuannya untuk menutup tubuli dentin sehingga mengurangi hipersensitifitas. Bahan tersebut dapat mengandung fluoride, atau potassium nitrate, atau bahan aktif lainnya. Namun, agen desensitisasi tersebut biasanya tidak bertahan terlalu lama, efeknya hanya sementara. Selain itu bisa juga dilakukan perawatan dengan menggunakan bahan adhesive termasuk varnish, atau bagian dentin yang terbuka di daerah leher dan akar gigi ditutup dengan bahan tambal.


Selasa, 04 Agustus 2009

FLU BABI / SWINE FLU ( H1N1 )

Apakah yang dimaksud dengan Flu babi? Flu babi adalah grup dari virus influenza yang dapat menyebabkan flu pada babi. Dimana virus yang menyebabkan wabah flu pada manusia ini berasal dari strain virus Influenza A type H1N1. Secara genetik virus ini juga ditemukan sebagai bagian dari flu manusia, atau juga flu burung. Kasus flu pada manusia ditemukan di United States, Mexico dan Canada.


Gejala

Gejala awalnya sama dengan flu biasa, yaitu batuk, demam, tenggorokan sakit, sakit kepala, pilek, kelelahan secara umum dan nyeri otot. Muntah dan diare dapat terjadi. Pada kasus yang berat, perkembangan penyakit berlangsung cepat (dalam tempo 5 hari) menjadi gejala seperti pneumonia (nafas pendek dan sulit). Virus ini dapat menyebabkan gejala yang berat, walaupun masih sulit menjelaskannya. Kebanyakan kasus di AS adalah ringan dan tidak menjadi fatal. Sebaliknya di Mexico gejalanya berat dan menjadi fatal. Hal yang belum bisa dijelaskan terutama pada kelompok muda. Nampaknya penyebaran antar manusia melalui material pernafasan (droplets) yang infesious, yang dihasilkan pada waktu batuk, bersin atau berbicara.


Obat AntiVirus

Obat anti virus yang digunakan untuk flu burung dapat digunakan mencegah virus flu babi. Ada 4 (empat) macam obat anti virus yang disetujui di United States (oseltamivir, zanamivir, amantadine dan rimantadine). Virus influenza A (H1N1) yang menyebabkan flu babi yang terdetyeksi di America dan Mexico ternyata resistan terhadap amantadine dan rimantadine. Tes di laboratorium membuktikan bahwa mereka sensitif (susceptible) terhadap oseltamivir dan zanamivir.


Vaksin

Walaupun vaksin influenza yang biasa tidak efektif terhadap strain virus flu babi, namun dipertimbangkan tetap memberikan vaksin sebagai upaya pencegahan terjadinya flu babi.


UPAYA PENCEGAHAN

Dengan menerapkan higiene yang baik (personal hygiene). Tindakan keseharian berupa :

Ø Tutup mulut dan hidung bila bersin atau batuk dengan tisu. Dan buang tisu tersebut ketempat sampah setelah digunakan.

Ø Mencuci tangan sesering mungkin dengan menggunakan sabun dan air khususnya setelah batuk atau bersin. Pembersih berbahan dasar alkohol juga dapat digunakan.

Ø Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Karena virus dan kuman dapat menyebar dengan kebiasaan tersebut.

Ø Hindari kontak dengan orang yang sakit. Perjalanan antar negara. WHO menyarankan untuk tidak menutup perbatasan antar negara serta tidak perlu membatasi perjalanan antar negara. Disarankan bagi yang menderita sakit Sangat sedikit yang diketahui tentang manfaat memakai masker untuk membantu mengendalikan penyebaran flu. Kapan pun dimungkinkan, daripada mengandalkan masker, usahakan tidak berdekatan atau menghindar dari kerumunan atau tempat yang padat manusia – khususnya apabila flu babi telah dinyatakan sebagai status pandemi.

Ø Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa flu babi dapat ditularkan melalui makanan. Makan daging babi yang ditangani sebagaimana mestinya dan dimasak hingga suhu 70 derajat – aman. Apabila Anda mengalami gejala serupa influenza, segera hubungi dokter Anda dan istirahat di rumah, jangan pergi ke kantor ataupun tempat-tempat umum.


TINDAKAN PEMERINTAH

Walaupun terlalu dini, WHO mengatakan bahwa flu babi berpotensi menjadi pandemi dan menaikan tingkat kewaspadaan dari tingkat 3 menjadi tingkat 4. Walaupun fatalitas flu babi (16% fatal) jauh lebih rendah dibandingkan flu burung (80% fatal) dan virus penyebab flu babi di daerah tropis seperti di Indonesia adalah rendah, namun Departemen Kesehatan tetap melakukan monitoring atas kasus kejadian ini melalu surveilans kesehatan. Lima belas rumah sakit seIndonesia di tunjuk oleh pemerintah melalui Departemen Kesehatan untuk melaporkan kasus kejadian di wilayah masing-masing. untuk menunda perjalanan antar negara. Dan penderita segera berobat. Bagi pekerja yang melakukan perjalanan kedaerah yang dilaporkan berkembangnya virus dimaksud, atau kontak dengan orang yang datang dari wilayah tersebut, diharapkan untuk memperhatikan gejala yang timbul. Bila positif, segera berobat. Pemerintah Indonesia menetapkan delapan langkah antisipasi menghadapi flu babi yang mematikan. Langkah antisipasi yang pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Depkes RI tersebut bertujuan demi mencegah menyusupnya virus H1N1 ke Indonesia. Delapan langkah tersebut, antara lain :

1. Mengoperasikan alat pendeteksi suhu tubuh di 10 bandara internasional. Deteksi ditujukan pada penumpang yang baru datang dari perjalanan luar negeri, khususnya Singapura, Amerika Utara, Meksiko dan Selandia Baru.

2. Kepada warga yang hendak bepergian ke luar negeri, diberikan panduan prosedur menghindari dari kemungkinan tertular flu babi.

3. Melakukan pemantauan penyakit influenza di 100 titik dan 15 RS se-Indonesia.

4. Revitalisasi 100 RS rujukan flu burung dan pelatihan ulang kepada tenaga medis yang ada.

5. Penelitian virus H1N1 di semua laboratorium yang sebelumnya didesain untuk meneliti virus H1N5 (flu burung).

6. Simulasi penanggulangan endemik influenza secara luas. Sejauh ini simulasi sudah digelar di Bali dan Makassar.

7. Pengadaan obat tamiflu yang dilaporkan mampu menanggulangi virus H1N1. Tamiflu adalah obat yang dibuat untuk penanggulangan flu burung. Penyebaran informasi secara masif pada masyarakat mengenai tata cara mengenali dan menghindari flu babi.